Sunday 25 September 2016

Tahap-tahap mendirikan sebuah Starup.

Assalamualaiku Wr Wb.??? Startup itu adalah perusahaan baru yang masih mencari jati diri atau bisnis model yang tepat agar kelak bisa menjadi bisnis yang repeatable dan scalable. Disini saya akan menjelaskan tahapan tahapan untuk mendirikan sebuah straup sendiri. 4tahap yang harus dilalui: Tahap 1: Pada fase ini, seorang founder perlu menggali lagi passion dan potensi dirinya. Siapa dirinya, apa masa lalunya, apa hobinya, kegiatan apa saja yang pernah ia ikuti, komunitas mana saja yang ia masuki, dan lain sebagainya. Hal ini dibutuhkan untuk memastikan ide yang dibangun sesuai dengan siapa dirinya. Contoh, ketika saya adalah maniak sepak bola, hobi saya koleksi jersey bola, tiap weekend jadwal wajib saya adalah nobar, pokoknya passion saya ada di sepak bola banget lah, rasanya agak kurang tepat jika ide startup saya ada di bidang otomotif. Jadi pada tahap ini, kita harus memastikan betul “kenapa harus kita yang membuat itu?”. Lalu setelah itu, kita harus melakukan market resarch mengenai ide itu. Lihat bagaimana saingan di pasar, bagaimana keberterimaan di masyarakat, dan lain sebagainya. Contoh, rasanya akan sulit jika kita ingin membuat startup dengan produk search engine karena saingan kita adalah google, bing, yahoo, dst. Lalu, sulit juga jika kita ingin membuat startup dengan produk hologram chat mengingat keberterimaan masyarakat indonesia terhadap teknologi hologram dan bandwidth internet yang rendah. Jadi setelah memastikan diri kita, kita pastikan ide kita. Tahap 2: Pada fase ini, seorang founder harus siap berganti-ganti topi. Maksudnya berganti-ganti topi adalah siap untuk belajar menjadi seorang ahli marketing, ahli finance, ahli administration, ahli outsourcing, dan lain sebagainya. Ada pelajaran-pelajaran bisnis yang harus kita gali dalam-dalam jika ingin membangun sebuah perusahaan. Mengatur cashflow gimana, proses hukum di Indonesia bagaimana, cara membuat kontrak gimana, cara berkomunikasi dengan client/vendor gimana, cara merekruit orang gimana, cara menggaji yang sesuai dengan undang-undang gimana, dan banyak sekali bidang ilmu lain yang harus kita pelajari sebelum membangun perusahaan. Kenapa kita harus belajar itu semua? Karena ketika membangun startup, percayalah, kita gak akan punya uang untuk ngehire semua ahli tersebut. Para founder inilah yang harus mampu mengenali bidang-bidang itu, setidaknya sampai startupnya mendapat suntikan capital atau dapur ngepul. Tahap 3: Baru pada fase ini, produk di buat. Tahap ini berfokus untuk merealisasikan visi, ide, dan mimpi founder menjadi sebuah karya nyata dan produk yang baik. Di sinilah tahapan untuk melakukan perancangan produk, implementasi produk, testing produk, revisi produk, testing lagi, revisi lagi, testing lagi, dan seterusnya. Seharusnya fase ini tidak begitu sulit jika fase pertama telah dilalui dengan baik karena kebutuhan apa saja yang perlu ada di produk yang akan dibangun sudah jelas dan tidak akan melebar atau berganti arah. Produk yang baik adalah produk yang didesain dengan baik dan desain yang baik hanya bisa lahir dari visi yang jelas. Istilahnya, “Fail to Plan, Plan to Fail”. Kalau kita gagal merencanakan, itu sama saja dengan kita merencanakan kegagalan. Tahap 4: Pada fase ini, kita memasarkan produk kita. Di sini kita mulai untuk mengatur timing merilis produk dan fitur-fiturnya, memilah fitur apa yang keluar duluan, belajar melakukan kampanye di berbagai media, melihat feedback dari pengguna. Di fase ini juga kita mulai melakukan press release, melakukan networking, mencari investor, mencari client, dan lain sebagainya. Ada istilah “a Good product will market itself”, mungkin benar adanya bagi kebanyakan produk, tapi tanpa penanganan yang baik dari segi marketing, produk bagus pun tidak akan kemana-mana. Oke, itu tadi 4 tahap yang dibutuhkan untuk membangun sebuah startup sendiri. Kalau melirik ke isu kenapa di tahun 2012 banyak startup yang tumbang, alasan paling umum yang terjadi adalah sebagian besar startup itu maunya langsung ke tahap 3 tanpa memulai belajar tahap 1 dan tahap 2. karena hal tersebut, akhirnya ketika punya produk, mau diapakan produknya dia tidak tahu atau bisa saja produk yang dia buat ternyata sudah ada orang lain yang membuatnya dengan suntikan dana lebih kuat atau produk yang dia buat bisa saja tidak cocok dengan pasar di Indonesia. Mungkin bisa jadi dia punya produk yang sudah benar-benar bagus, tapi tidak tahu bagaimana cara mengembangkan perusahaannya agar bisa sustain. Lalu contoh kasus yang parah, founder yang lompat ke tahap 4, produk belum ada, baru ide-ide sekilas, udah langsung pitching ke investor, dijamin ditolak mentah-mentah. Gak ada kata terlambat untuk memulai, gak ada kata gagal dalam belajar, yang penting kita terus semangat untuk maju dan jalani semua proses yang harus kita hadapi untuk bisa mencapai sukses.. ;)

No comments:

Post a Comment