Friday 30 September 2016

Mengagumi Karya Tuhan.

Kagum ? Adalah kata yang selalu ada dalam kehidupanku. Namaku Nensi. Aku mengagumi seseorang yang termasuk adik kelasku di Sekolah Menengah Kejuruan tempatku belajar. Namanya Adi, dia 2 tahun lebih muda dariku. Aku mulai menyukainya saat pertama kelas XII. Entah apa yang membuat aku begitu tergila-gila padanya. Aku dan dia cukup dekat, walaupun banyak teman yang sewot melihatnya. Kita sering bercanda, dia juga suka memanggilku adek karena memang dia lebih tinggi dariku. Kita juga pernah minum pop ice satu untuk berdua. Itu adalah momen yang sangat berharga bagiku. Aku menganggap dia seperti adikku sendiri walaupun rasa sayang ini lebih dari itu. Semua kebersamaan itu akan menjadi kenangan, karena kelulusanku tiba. Di saat acara pelepasan, dia bersama temannya yang lain bertugas disekolah. Aku tak berhenti memandangnya dari jauh, dia adalah orang yang mampu membuat jantungku berdetak tak seperti biasanya. Dia juga yang menjadi alasan aku bersemangat ke sekolah. Dia seorang adik kelas yang membuat aku jatuh cinta. "Mulai besok dan seterusnya, kita tak lagi berada di tempat yang sama. Tak lagi memakai seragam yang sama, dan tak lagi saling pandang" Pikirku, dan tiba-tiba air mata banyak yang jatuh membasahi pipiku. Aku semakin tidak kuat untuk menahan tangis, tapi aku berusaha untuk menangan suara isak tangisku. "Nen kamu gak apa-apa?" tanya salah satu temanku. Aku hanya menggelengkan kepala. Setelah beberapa jam acara selesai teman-temanku sibuk foto bersama, aku hanya ikut foto sekali. Kemudian aku bergegas mencari Adi. Kesana kemari aku mencarinya tapi dia tidak ada. Ku tanyakan ke salah satu temannya ternyata dia sudah pulang. Betapa kecewanya hatiku, padahal aku ingin sekali berbicara dengannya. Beberapa bulan kemudian. Aku rasa sangat merindukan Adi dan canda tawa nya. Aku ingin sekali melihat wajahnya. Ku tekatkan datang kesekolah saat jam pulang. Dina Liztha Dina Aku melihat dia dari kejauhan. Dia berjalan bersama teman-temanya dan tertawa bersama. "sepertinya dia bahagia" pikirku . Tak lama kemudian dia melihatku, tapi dia sok cuek dan seperti tak perduli. Aku yang sebenarnya sudah tak sabar untuk menatapnya dari dekat merasa semua harapanku sia sia. Sepertinya dia sudah tak mengenalku. Aku berbalik dan berjalan pulang, tiba-tiba terdengar suara memanggilku "mbak" teriaknya jelas di belakangku. Aku berbalik lagi dan ternyata kudapati sosok Adi berdiri di belakangku dengan tersenyum. Rasa hatiku yang semakin tak karuan membuatku ingin jatuh pingsan. Dia mendekat dan mengajakku bersalaman, "gimana kabarnya? Udah lama ya gak ketemu. Gak kangen sama aku?" katanya. Aku meraih tanyannya dan bersalaman "Kangen?" kataku dengan nada tanya. "oooo gak kangen sama adikmu ini yaudah pergi sana" katanya dengan ekspresi ngambek. Aku pun tertawa dan dia juga ikut tertawa. "andaikan aku bisa memelukmu, pasti sedari tadi tak kan ku lepas" kataku dalam hati. Aku berharap dia tidak pernah melupakanku dan tetap mau bercanda tawa seperti ini saat berjumpa kelak :'D The End

No comments:

Post a Comment